Nyaris tiap-tiap orang sempat bermain dengan boneka pada
saat kecil mereka tanpa ada membedakan anak lelaki atau wanita. Karna memiliki
bentuk yang lucu serta nyaris serupa dengan bentuk fisik manusia
keseluruhannya, Boneka Wisuda seringkali jadikan rekan bermain, bahkan juga jadi rekan
bicara anak. Berdasar pada dari beragam riset, permainan boneka yang berbentuk
imajinatif punya pengaruh pada kekuatan untuk mengontrol ranah atau segi
kognitif yang berkembang sepanjang bertahun-tahun sejak saat awal serta di
pengaruhi oleh tingkat intelegensi anak dan beragam aktivitas yang dikerjakan
anak di kehidupan keseharian.
Menurut psikolog Ajeng Raviando, Psi., kekuatan untuk
mengontrol ranah atau segi kognitif (metakognisi) juga akan berguna untuk
tumbuh kembang anak terlebih merangsang daya kreasi dan membuat kepribadian
yang berkarakter serta satu diantara kunci keberhasilan anak di masa depan juga
akan ditetapkan oleh kekuatan berpikir penuh imajinasi serta kreatifitas.
Imajinasi anak berkembang bersamaan dengan mengembangnya
kekuatan bicara. Seperti bermain, dunia imajinasi juga adalah dunia yang begitu
dekat dengan dunia anak. Imajinasi anak adalah fasilitas untuk mereka untuk
belajar mengerti kenyataan kehadiran dianya juga lingkungannya. Umumnya mulai
umur 3 th. anak telah mulai berimajinasi, boneka begitu sangat mungkin untuk
stimulasi perubahan imajinasi serta kreatifitas anak lewat permainan bermain
peranan (role play) serta story telling. Ke-2 permainan itu bisa meningkatkan
pemahaman pada kondisi serta keadaan yang berlangsung dan menumbuhkan potensi
kekuatan berpikir imajinatif. Imajinasi pada anak bukan hanya ada namun mesti
diasah dengan permainan yang bisa merangsang perubahan imajinasi anak serta di
sinilah orangtua bertindak.
Saat anak bermain boneka, baiknya orangtua tetaplah
mendampinginya namun mengikuti bukanlah bermakna orangtua mengarahkan langkah
bermainnya, seperti katakan ke anak kalau boneka mesti dalam tempat duduk, anak
mesti turut makan dan sebagainya. Namun orangtua membiarkan anak bermain lewat
cara serta imajinasinya sendiri tanpa ada arahan orangtua, hingga orangtua jadi
pendamping bukanlah pengarah serta anak tetaplah bebas berimajinasi dengan
bonekanya.
Saat bermain anak tidaklah perlu dibatasi type permainan apa
sajakah yang bisa dimainkan. Seperti umumnya masalah yang dihadapi orangtua,
anak lelaki mesti bermain mobil-mobilan atau semacam robot serta anak wanita
bermain boneka serta karet gelang. Sebagian psikolog anak membolehkan anak
lelaki bermain boneka begitu juga demikian sebaliknya karna imajinasi anak
lebih menyatu dengan lingkungan, makin lama pemikiran mereka juga akan makin
berkembang sesuai sama imajinasi mereka, biarlah mereka berimajinasi namun
orangtua tetaplah mengikuti mereka supaya tidak keluar batas saat berupaya
meningkatkan daya kreativitasnya.
Oleh karenanya, orangtua tidaklah perlu memaksakan anaknya
bermain permainan yg tidak disenangi karna bila orangtua memarahi atau melarang
malah dapat buat anak tertekan serta dapat memengaruhi mental anak nanti.
Umpamanya anak lelaki bermain boneka, kita dapat lihat peranan apa yang anak
itu mainkan karna mungkin boneka itu diperankan jadi astronot atau dokter. Oleh
karenanya perlu untuk orangtua mengikuti anak bermain. Boneka bisa dipakai
untuk meningkatkan serta memancing imajinasi anak, jika satu boneka mempunyai
peranan atau profesi yang tengah dimainkan oleh anak, jadi orangtua dapat
menolong anak untuk mengerti bagaimana caranya kerja profesi yang tengah
dimainkan serta itu juga akan beresiko positif untuk perubahan alur fikir anak
nanti.